Aku
putuskan untuk menonton kembali drama It's Okay That's Love karena sebenarnya
mood aku untuk menonton drama lagi menurun. Padahal lagi banyak drama bagus
yang tayang saat ini. Ya, pasti para Kdramalovers pernah merasakan seperti ini,
deh. Nah, biasanya kalau sudah begitu aku suka rewatch drama.
Drama It's Okay That's Love yang jadi pilihanku untuk ditonton kembali.
Alasanku rewatch drama ini karena drama ini memiliki genre
Komedi-Romantis yang dibalut dengan Psikologi.
Selain itu yang menarik dari It's Okay
That's Love, yaitu:
1.
Karakter Tokoh Pemeran
Ji Hae Soo
Diperankan oleh aktris Gong Hyo Jin. Ia adalah seorang psikiater, yang memiliki sikap ambisius, keras kepala. Oleh karena itu, ia sering adu mulut dengan siapa saja. Namun, ia tidak bisa berkomitmen ketika berhubungan dengan seseorang, karena memiliki sex phobia. Hal itu dikarenakan ia memiliki trauma akan masa lalunya, melihat ibunya yang berselingkuh saat ia masih kecil.
Jang Jae Yeol
Seorang penulis novel yang diperankan oleh
Jo In Sung, yang juga seorang DJ radio. Jang Jae Yeol tipe orang yang timbal
balik. 'Apa yang dilakukan orang kepadanya, akan dia balas kepada orang
tersebut'. Ia sebenarnya baik, bijaksana. Namun, ia memiliki kebiasaan
yang unik, yaitu tidur bathub. Hal itu disebabkan karena masa lalu
kelam yang pernah ia alami, yang membuatnya hanya bisa tidur di kamar mandi.
Jang Jae Yeol juga mengidap OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
dan Skizofernia.
Jo Dong Min
Senior dari Ji Hae Soo yang diperankan
oleh Sung Dong Il. Ia juga seorang psikiater tapi membuka prakteknya di rumah
bukan bekerja di rumah sakit. Meskipun dia seorang psikiater yang bijak memberi
saran pada orang lain, tapi dia sendiri juga memiliki masalah pada rumah
tangganya dengan Lee Young Jin yang akhirnya memutuskan untuk bercerai.
Park Soo Gwang
Diperankan oleh Lee Kwang Soo. Laki-laki yang tinggal satu rumah kost dengan Ji Hae Soo dan Jo Dong Min, dan bekerja di sebuah cafe. Ia memiliki sindrom Tourette. Park Soo Gwang ini selalu mengalami kegagalan dalam hal cinta. Hal itu disebabkan karena ia sering dianggap aneh dengan sindrom yang dimilikinya. Sejujurnya, saat melihat Lee Kwang Soo membawakan karakter Soo Gwang seperti ini pada awalnya membuatku ingin tertawa terus, karena dipikiranku Lee Kwang Soo itu lucu atau lawak. Lee Kwang Soo tidak melakukan apa-apa saja memang sudah lucu atau lawak. Apalagi membawakan karakter seperti ini kadang aku tertawa. Maaf ya, Lee Kwang Soo, heheh. Bukan berarti aku menertawakan sindrom Tourette itu sendiri yang diderita oleh Park Soo Gwang, peran yang dibawakan oleh Lee Kwang Soo, karena Lee Kwang Soo disini membawakan karakter Park Soo Gwang dengan sangat baik, sampai membuatku menangis saat adegan ia mencurahkan perasaannya tentang sindrom yang dialaminya ini kepada ayahnya.
Lee Young Jin
Han Kang Woo
Jang Jae Beom
Merupakan kakak dari Jang Jae Yeol yang diperankan oleh Yang Ik Jun. Ia harus dipenjara karena telah diduga membunuh ayah tirinya. Maka dari itu, ia sangat stres dan ingin balas dendam membunuh Jang Jae Yeol yang menurutnya hidup Jang Jae Yeol bahagia. Bahkan, Dong Min yang menjadi psikiaternya mengatakan bahwa Jae Beom pasti sangat stres dan depresi karena warna rambutnya semua sudah berubah menjadi putih.
Oh So Nyeo
Diperankan oleh Lee Sung Kyung, gadis SMA yang pembangkang, suka bertindak semaunya, yang akhirnya juga menjadi pasien Jo Dong Min. Oh So Nyeo bersikap nakal seperti itu memang ada sebab di keluarganya, tetapi ia beruntung karena ditaksir oleh Soo Gwang. Bahkan, Soo Gwang sering membelikan barang-barang kebutuhan So Nyeo, tapi kelakuannya tetap menyebalkan. Sampai akhirnya perlahan ia tersadar bahwa yang dilakukan memang tak baik semenjak ia mulai berpacaran dengan Park Soo Gwang.
2. Plot Cerita
Plot cerita yang membawa isu tentang mental health memang tidak akan mudah dipahami oleh orang awam. Namun, dari drama It's Okay, That's Love penyakit mental tidak bisa diremehkan begitu saja. Bahkan orang-orang yang terlihat biasa saja, keadaannya baik pun, bisa mempunyai penyakit mental. Dikemas dengan komedi dan juga romansa membuat drama ini memiliki alur yang menyenangkan tidak melulu serius membahas mental illness. Yang memang istilah-istilah mental illness tak asing bagi orang awam, tapi menjadi mudah untuk dipahami dalam drama ini.
Awalnya banyak adegan yang membuat penonton sering tertawa, karena genre-nya yang memang komedi-romantis. Banyak adegan dimana satu tokoh dengan tokoh yang lainnya sering adu mulut, yang menimbulkan ada saja kelucuannya. Pertemuan awal Ji Hae Soo dan Jang Jae Yeol pun dimulai dari perdebatan, yang membuat mereka tak mau mengalah satu sama lain. Sampai akhirnya diperkenalkan satu-persatu mental illness yang diderita oleh para tokoh, yang membuat penonton sangat terkejut. Penyakit mental yang diderita oleh para tokoh, terutama Jang Jae Yeol yang memang menderita Skizofernia memang sangat mengejutkan. Beberapa episode menuju ending penonton diajak untuk melihat kilas balik apa yang sebenarnya terjadi dengan Jang Jae Yeol. Alasan Jang Jae Yeol bisa menderita mental illness tersebut. Hal tersebut berkaitan juga dengan keberadaan karakter Han Kang Woo pada drama ini. Bagian ini berhasil membuat aku menumpahkan air mata. Sedih saat bagaimana Jang Jae Yeol harus melewati semua penderitaannya. Belum lagi kisah hubungannya dengan Ji Hae Soo yang harus break. Cerita terselesaikan dengan baik dan jelas. Semua karakter berhasil melalui penderitannya masing-masing dan menjadi pribadi yang lebih baik.
3. Mental Illness
Membawakan tema psikologi, kita diperkenalkan berbagai mental illness atau penyakit mental yang diderita para tokoh. Ji Hae Soo, yang memiliki sex phobia mengakibatkan ia tidak bisa berkomitmen karena memiliki trauma di masa lalu melihat ibunya selingkuh. Selain itu ia pernah diselingkuhi juga oleh mantan pacarnya bersama rekan kerjanya. Bahkan saat Ji Hae Soo sudah tahu ada yang tulus mencintainya, yaitu Jang Jae Yeol, ia belum bisa langsung membalas cintanya dengan tulus. Meski begitu Ji Hae Soo tetap mencoba untuk memiliki hubungan.
Jang Jae Yeol yang terlihat biasa saja, meski memiliki masa lalu yang kelam pada keluarganya ternyata ia menderita OCD (Obsessive Compulsive Disorder), yait gangguan mental yang membuat seseorang memiliki pemikiran yang obsesif, sehingga terdorong untuk bisa mewujudkan pemikira atau ide tersebut berulang kali (kompulsif). Hal ini ditunjukkan oleh perilaku Jang Jae Yeol seperti, harus meletakkan barang dengan rapi sesuai kehendaknya. Bahkan saat pindah tempat tinggal karena tempat sebelumnya harus direnovasi, Jang Jae Yeol pun meminta kamar yang ditinggalinya harus mirip dengan kamar sebelumnya, seperti, desain dinding, rak, susunan buku, susunan handuk. Meskipun Jang Jae Yeol hanya bisa tidur di bath ub kamar mandi, dikarenakan masa lalunya yang membuat ia hanya merasa aman ketika tidur di bath ub.
Ia juga mengalami Skizofernia, yaitu penyakit mental yang membuat penderitanya mengalami halusinasi, dan tidak bisa membedakan antara dunia nyata dan imajinasinya, yang menyebabkan penderitanya melakukan tindakan menyimpang. Penyakit ini sebenarnya ditunjukkan dari awal episode, hanya saja kita sebagai penonton dibuat tidak menyadari, dan belum ditunjukkan bahwa hal itu adalah imajinasi Jang Jae Yeol, tapi baru terungkap bahwa sebenarnya Jang Jae Yeol menderita Skizofernia di pertengahan cerita. Terungkapnya hal tersebut menjadi puncak konflik dari alur cerita. Saat bagian pertengahan cerita menuju episode-episode terakhir ini yang membuatku benar-benar sedih, bahkan menangis. Ternyata orang yang terlihat normal bisa menderita seperti itu karena Skizofernia, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah salah satu orang (tokoh) yang selama ini sering bersama Jang Jae Yeol sebenarnya bukanlah nyata, melainkan hanya halusinasi Jang Jae Yeol.
Park Soo Gwang yang mengalami sindrom Tourette, yaitu gangguan sistem saraf yang menyebabkan penderitanya membuat gerakan dan suara berulang yang tak diinginkan. Sindrom ini bisa kambuh kapan saja.
Diperlihatkan juga beberapa pasien di rumah sakit yang mengalami gangguan mental, seperti yang bermasalah pada gender seksualitas yang pada kasus pasien tersebut menyebabkan depresi dan melukai dirinya, trauma pada remaja akibat tindakan orang tuanya yang menyebabkan ia menggambar hal tidak senonoh sebagai bentuk pemberontakannya.
Should you watch this drama?
Yes.
Ya, aku merekomendasikan untuk menonton drama ini, It's Okay, That's Love.
Aku menonton drama ini karena tertarik dengan psikologi. Membahas tentang isu kesehatan mental yang diderita para tokoh, dan menyadarkan para penonton bahwa kesehatan mental atau psikis juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Orang yang terlihat biasa dan baik-baik saja belum tentu kondisi mental atau psikisnya baik. Dikarenakan memang tak terlihat, maka tidak bisa langsung mendiagnosa sembarangan soal penyakit mental. Oleh sebab itu, penyakit mental tidak boleh disepelekan.
Banyak Dialog yang Menyentuh
Dikarenakan membahas isu kesehatan mental banyak dialog yang membuat para penonton menyadari dan memahami kondisi seseorang satu sama lain. Dialog antar para tokoh, saat sesi konsultasi, saat terjadi pertengkaran, banyak yang membuat kita sebagai penonton tersentuh dan menjadi sadar.
Komedi yang Tidak Membosankan
Dibalut dengan komedi membuat drama ini jadi tidak membosankan. Ada saja tingkah konyol antar para tokoh. Terutama yang tinggal satu rumah kos.
Relate dengan Kehidupan Nyata
Dalam drama It's Okay, That's Love tidak menampilkan pemeran utama yang begitu sempurna. Namun, penggambaran pemeran utama, dan juga pemeran yang lainnya digambarkan bahwa mereka tetaplah manusia biasa yang bisa sakit, dan terluka.
Akting Para Pemain Tokoh
Para pemain tokoh dalam drama ini sukses membawakan karakter yang diperankannya. Mereka berakting dengan baik dan natural. Mereka berhasil membuat aku sebagai penonton larut dalam emosi yang mereka tunjukkan. Emosi marah, sedih, kecewa, simpati, takut, mereka tampilkan secara alami. Tidak diragukan lagi memang kemampuan akting para aktor aktrisnya yang handal.
Nah, bagi kalian yang belum menonton drama It's Okay, That's Love dan penasaran ingin menonton drama tersebut, bisa menontonnya di platform seperti Viu, iQIYI, dan Netflix.
Komentar
Posting Komentar